Home » » [Gaya Hidup] Reframing #1 : Membingkai Ulang Kehidupan

[Gaya Hidup] Reframing #1 : Membingkai Ulang Kehidupan

Saya pernah mendengar cerita lucu tentang seseorang yang sedang berjalan, tiba-tiba kepalanya kejatuhan kotoran burung, persis mengenai mukanya. Orang tersebut menyeka mukanya sambil tersenyum dan berujar Untung kerbau tidak bisa terbang.

Cerita lucu yang luar biasa.

Dalam NLP cerita di atas dikenal dengan REFRAMING, membingkai ulang sebuah kejadian dengan lebih baik. Isinya tidak diubah, gambarnya tidak diubah, tapi bingkainya yang dibuat menjadi lebih bagus. Pada cerita lucu di atas, orang yang kejatuhan kotoran burung tetap merasakan kental dan tidak nyamannya kotoran burung, tetap mencium aroma kotoran burung yang luar biasa amis. Tapi dia membingkai kejadian yang menimpanya dengan bersyukur bahwa hanya kotoran burung yang kecil yang menjatuhinya, bukan segebok kotoran kerbau.Dengan reframing juga orang itu bisa tetap tenang, bersabar.

Ya.mensyukuri.Reframing sangat tepat digunakan untuk mempermudah bersyukur dan bersabar.

Wah kalau seperti itu sih saya sudah pernah melakukannyaItu khan ilmu mudah, ilmu sederhana gak usah pakai ilmu NLP.

Benar sekali.Karena memang NLP adalah ilmu untuk menyederhanakan hidup dengan cara-cara yang sangat sederhana. Para perumus NLP, John Grinder dan Richard Bandler, berusaha memformulasikan cara kerja pikiran agar orang-orang lebih mudah bahagia dan bermanfaat bagi sesama dan semesta. Semakin anda mempelajari NLP semakin anda menyadari bahwa selama ini anda sudah sering menjalankan teknik-teknik dalam NLP. Hanya saja, setelah memahami NLP anda akan lebih mudah memilih tindakan-tindakan yang bermanfaat untuk bahagia.

NLP bukanlah agama, karena NLP bukan pedoman hidup. Dalam NLP tidak ada salah atau benar. NLP adalah gaya hidup. NLP bisa mempermudah kita memahami dan menjalankan aturan-aturan agama, seperti reframing yang bisa membantu kita lebih mudah bersyukur dan bersabar.

Kembali ke reframingDalam suku Jawa budaya reframing ini sangatlah kental. Orang Jawa kalau tersandung batu akan berujar Untung watune cilik (untung batunya kecil). Kalau jarinya luka dan berdarah, orang Jawa akan mengulum jarinya sambil berujar Ah gak opo-opo, adoh nyowo (Ah tidak apa-apa, jauh dari maut). Saya yakin suku-suku lain juga punya budaya reframing.

Ternyata selama ini kita sudah sering melakukan reframing, namun kita melakukannya dalam pola acak. Betapa semakin mudah dan indah hidup ini bila kita menyengajakan diri selalu melakukan reframing. Menjadikan reframing sebagai gaya hidup.

Bagaimana teman-teman? Adakah pengalaman reframing anda?


0 comments:

Post a Comment

Sponsor

Popular Posts

Blog Archive

Powered by Blogger.